PERAN GAYA KEPEMIMPINAN KI HAJAR DEWANTARA DALAM MEMBANGUN LINGKUNGAN BELAJAR INKLUSIF DI PERGURUAN TINGGI
Keywords:
Kepemimpinan, Ki Hajar Dewantara, Pendidikan Tinggi, Lingkungan Belajar InklusifAbstract
Artikel ini membahas penerapan gaya kepemimpinan Ki Hajar Dewantara dalam konteks pendidikan tinggi, dengan fokus pada penciptaan lingkungan belajar yang inklusif. Ki Hajar Dewantara, sebagai pelopor pendidikan nasional, mengembangkan prinsip-prinsip kepemimpinan yang humanis dan berorientasi pada kebutuhan peserta didik. Tiga prinsip utama yang diusungnya, yaitu "Ing Ngarsa Sung Tulada" (pemimpin harus memberikan contoh yang baik), "Ing Madya Mangun Karsa" (pentingnya kolaborasi dan partisipasi), dan "Tut Wuri Handayani" (mendukung dan memfasilitasi perkembangan siswa), menjadi landasan dalam membangun suasana belajar yang kondusif. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menganalisis praktik-praktik kepemimpinan yang mendukung inklusi di perguruan tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip-prinsip tersebut tidak hanya meningkatkan partisipasi mahasiswa dari berbagai latar belakang, tetapi juga memperkuat hubungan sosial dan kolaborasi di antara mereka. Dengan menciptakan lingkungan yang inklusif, mahasiswa dapat belajar untuk saling menghargai dan berkomunikasi dengan baik, yang merupakan keterampilan penting di dunia kerja. Diharapkan artikel ini dapat memberi kontribusi dalam membangun kebijakan pendidikan yang inklusif dan responsif terhadap kebutuhan semua mahasiswa di Indonesia, serta mendorong pemimpin pendidikan untuk mengadopsi gaya kepemimpinan yang lebih humanis dan berorientasi pada pengembangan karakter.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Monica Mutiara Nazarani, Gerin Lady Sanofa, Mega Aulia Hasanuddin, Suryani Damayanti, Nira Sania Putri

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.