KEKERASAN BERBASIS GENDER ONLINE: TANTANGAN PERLINDUNGAN HUKUM DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA
ANALISIS KASUS NIMAS YANG DITEROR SELAMA 10 TAHUN
Keywords:
hak asasi manusia, ketidaksetaraan gender, kekerasan, perempuan.Abstract
Adanya platform media sosial dan fasilitas internet memudahkan komunikasi dan informasi di seluruh dunia. Namun, hal ini juga memberikan peluang terjadi kejahatan, salah satunya ialah kejahatan kekerasan berbasis gender online (KBGO). Salah satunya ialah yang dialami oleh Nimas Sabella yang menjadi korban KBGO oleh Adi Pradita. Hal ini menjadi contoh bahwasannya kekerasan seperti ini rentan terjadi kepada perempuan yang menjadi korbannya dibandingkan laki-laki. Jika kita menilik lebih dalam, akar penyebab utamanya adalah adanya ketidaksetaraan gender (diskriminasi gender) di dalam lingkungan dan tatanan sosial. Perempuan dianggap emosional, cengeng, tidak bisa mengambil keputusan yang penting dan suka digoda. Sehingga banyak yang beranggapan bahwa hal yang biasa jika perempuan digoda oleh laki-laki. Hal inilah yang membuat adanya potensi tinggi terhadap kaum perempuan untuk menjadi sasaran perbuatan tidak bermoral ini. KBGO ini memiliki konsekuensi yang signifikan bagi penegakan Hak Asasi Manusia yaitu melanggar hak setiap orang untuk hidup bebas dari ancaman dan ketakutan. Negara bertanggung jawab untuk melindungi setiap warga negaranya secara utuh dan setara. Karena itu kita membutuhkan perlindungan hukum dan penegakan Hak Asasi Manusia untuk membentengi korban dari perilaku menyimpang tersebut.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 RZM Paldo Salasa Putra, Muhammad Tri Irmansyah , Afifah Salsabila , Jingga Salsabila, Adnin Putri Fatinah , Azzahra R Nurmaleha

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.