PERGULATAN IDENTITAS PERNIKAHAN SIRI DI KAMPUNG DOYO BARU (PENDEKATAN ENCODING-DECODING STUART HALL)

Authors

  • Ahyar Ahyar Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Jayapura
  • Hendra Yulia Rahman Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Jayapura
  • M. Thohar Al Abza Institusi Agama Islam Negeri (IAIN) Fattahul Muluk Papua Jayapura

Keywords:

Pergulatan, Identitas, Pernikahan Siri, Encoding-Decoding, Kampung Doyo Baru

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena pernikahan siri di Kampung Doyo Baru, Jayapura, dengan menggunakan pendekatan Encoding-Decoding Stuart Hall. Meskipun tidak memiliki kekuatan hukum, pernikahan siri masih menjadi pilihan sebagian masyarakat, menimbulkan berbagai persoalan terkait hak-hak istri dan anak. Rumusan masalah berfokus pada bagaimana makna identitas pernikahan siri dikonstruksi oleh masyarakat setempat dan bagaimana proses encoding-decoding makna identitas tersebut. Tujuan penelitian adalah menganalisis pergulatan identitas dalam konteks pernikahan siri melalui proses encoding (produksi pesan) dan decoding (interpretasi pesan) berdasarkan teori Stuart Hall. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam, observasi, dan studi dokumen. Informan terdiri dari pasangan yang melakukan pernikahan siri, tokoh adat, dan pejabat terkait. Analisis data menggunakan model interaktif, meliputi pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Validitas data dijamin melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan proses encoding pernikahan siri dipengaruhi faktor ekonomi, budaya, dan agama. Faktor ekonomi sering menjadi alasan utama karena biaya yang lebih rendah. Faktor budaya dan agama berperan penting dalam memberikan justifikasi moral dan spiritual. Proses decoding menghasilkan tiga posisi khalayak: dominant-hegemonic reading, (menerima pernikahan siri sesuai nilai dan norma), negotiated reading (menegosiasikan makna dengan mempertimbangkan konteks pribadi), dan oppositional reading (menolak pernikahan siri). Kesimpulannya, pergulatan identitas dalam pernikahan siri di Kampung Doyo Baru mencerminkan kompleksitas interaksi antara tradisi, modernitas, dan regulasi negara. Penelitian ini berkontribusi dalam memahami dinamika pernikahan siri dan dapat menjadi pertimbangan bagi pemangku kepentingan dalam merumuskan kebijakan terkait.

Downloads

Published

2024-11-04

How to Cite

Ahyar, A., Rahman, H. Y., & Abza, M. T. A. (2024). PERGULATAN IDENTITAS PERNIKAHAN SIRI DI KAMPUNG DOYO BARU (PENDEKATAN ENCODING-DECODING STUART HALL). Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, Dan Humaniora, 2(11), 79–112. Retrieved from https://jurnal.kolibi.org/index.php/kultura/article/view/4033