PENGUATAN KESADARAN PLURALISME BERAGAMA DI PONDOK PESANTREN AL MULTAZAM TIGA
DOI:
https://doi.org/10.572349/kultura.v2i10.3117Abstract
Indonesia merupakan suatu bangsa yang bersifat keberagaman, keberagaman akan indah jika masyarakatnya mampu mengelolah dengan dengan indah, justru sebaliknya jika keberagaman dikelolah dengan alur pikiran yang buruk maka kerugian yang akan di dapat, baik rugi secara individual ataun kelompok karena perpecahan, konflik sosial dan lain-lainnya. Sebab itu di era modern ini masyarakat harus merasa bahwa dirinya terpanggil untuk memainkan peran sosial sebagai pewarta dan saksi kebenaran. Tentunya hal tersebut menjadi sebuah PR tersendiri yang harus dapat di realisasikan dengan baik. melewati kebenaran yang mereka pahami atau mereka dakwakan diharapkan mampu utuk menjaga ekosistim kemaslahatan ummat secara holistik seperti kerukunan, ketentraman, dan saling kasih sayang di bumi pertiwi ini. Namun pada realistinya bukan keasadaran plural yang semakin tumbuh di benak masyarakat, akan tetapi penguatan fundamentalisme dan radikalisme yang semakin berglora di benak masyarakat. Kecendrungan pemikiran seperti itu dapat diatasi dengan penguatan kesadaran pluralisme dalam beragama. Pondok pesantren merupakan alat vital utama sebagai lembaga pendidikan islam yang dinilai dapat membantu meningkatkan nilai moralitas, nilai kritis dan nilai olah hat, ras, pikiran yang baik, bukan lagi sebgai instansi pendidikan keagaman yang mengumbar doktrin yang sifatnya fundamentalis, sehingga diharapkan kedepannya tidak ada lagi pesantren yang di isukan atau bahkan diberitakan sebagai antek dari kasus radikalisme. Namun di pondok pesantren Al Multazam tiga dalam kegiatan penguatan kesadaran pluralisme beragama selalu di suguhkan kepada para santri, hal ini semata-mata sebagai bentuk meningkatkan pola pikir pluralis, dan peningkatan integritas sehingga dapat melahirkan suasan pendidikan dan sosial yang inklusif. Dengan susana pendidikan dan sosial yang inklusif mampu berdampak terhadap penurunan kasus-kasus bulying, kekerasan, intimidasi sesama santri, dan diharapkan juga peningkatan ketentraman, rasa kasih sayang, dan saling menganyomi sesama santri dan sesama masyarakat non-muslim.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2024 Syahrul Inayatullah Haque, M. Syarif, Hajar Nurma Wachidah
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.