COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKSESIBILITAS RUANG PUBLIK BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA PONTIANAK

Authors

  • Wan Adinda Aisyah Fadhila Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
  • Sri Maryuni Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia
  • Indah Sulisdiani Universitas Tanjungpura, Pontianak, Indonesia

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan collaborative governance dalam upaya meningkatkan aksesibilitas ruang publik di Kota Pontianak bagi penyandang disabilitas terkhusus di Taman Catur Ayani Kota Pontianak. Penelitian ini didasarkan atas permasalahan pembangunan infrastruktur di Taman Catur Ayani Kota Pontianak yang tidak sesuai dengan standar persyaratan aksesibilitas sehingga membuat penyandang disabilitas sulit untuk mengakses ruang publik. Adapun metode penelitian yang digunakan yaitu jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menggunakan teori Innes dan Booher (dalam Planning With Complexity : An Introduction to Collaborative Rationality For Public Policy) yang menyatakan proses kolaborasi terjadi dalam model DIAD (Diversity, Interdepence, dan Authentic Dialogue). 1) Diveristy (Keberagaman), kesimpulannya adalah stakeholders berkontribusi dari beragam perspektif untuk menyelaraskan visi-misi Kota Pontianak dalam pelaksanaan kolaborasi dalam meningkatkan Taman Catur Ayani; 2) Interdepence (Saling Ketergantungan), kesimpulannya adalah komitmen stakeholders yang terlibat membuat dampak pada kelancaran pelaksanaan kolaborasi, namun kurangnya MoU atau landasan hukum yang mengikat dianggap signifikan dalam memastikan keterlibatan aktif dan rasa saling percaya; 3) Authentic Dialogue (Dialog Otentik), kesimpulannya adalah komitmen stakeholders dalam menjaga komunikasi terbukti dengan dialog rutin yang dilaksanakan selama pelaksanaan kolaborasi. Dari hasil tersebut terdapat beberapa saran yang diberikan yaitu (1) Diversity (Keberagaman), perlu adanya keterlibatan pihak swasta dalam proses kolaborasi terkhusus di Taman Catur Ayani; (2) Interdepence (Saling Ketergantungan), perlunya pengadaan instrumen formal, untuk meningkatkan rasa saling percaya dan kejelasan dalam proses kolaborasi; (3) Authentic Dialogue (Dialog Otentik), perlu adanya transformasi aksi nyata melalui monitoring dan evaluasi secara berkala.

Downloads

Published

2024-03-22

How to Cite

Fadhila, W. A. A., Maryuni, S., & Sulisdiani, I. (2024). COLLABORATIVE GOVERNANCE DALAM UPAYA MENINGKATKAN AKSESIBILITAS RUANG PUBLIK BAGI PENYANDANG DISABILITAS DI KOTA PONTIANAK. Kultura: Jurnal Ilmu Hukum, Sosial, Dan Humaniora, 2(4), 178–187. Retrieved from http://jurnal.kolibi.org/index.php/kultura/article/view/1242